Rupiah diprediksi mengalami penurunan nilai terhadap dolar AS, terdorong oleh kebijakan The Fed dan kondisi ekonomi domestik Indonesia yang kurang mendukung.
Nilai tukar rupiah diharapkan menguat terhadap dolar AS hari ini, berkat dampak faktor global dan domestik serta ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS hari ini karena meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan Cina, dengan investor yang waspada menjelang data ekonomi penting AS.
Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar AS hari ini, didukung kebijakan dovish The Fed dan tekanan eksternal seperti shutdown pemerintah AS dan ketegangan dengan Cina.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah pidato Gubernur The Fed Jerome Powell,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong.
Rupiah diperkirakan mengalami fluktuasi namun berpotensi menguat terhadap dolar AS, dengan analis memprediksi penutupan di kisaran Rp16.560–Rp16.6650, didorong lelang Sekuritas Rupiah dan sentimen.
Rupiah berpotensi menguat namun terbatas akibat shutdown AS dan data domestik penting hari ini, dengan rentang perdagangan diperkirakan Rp 16.600 - Rp 16.700 per dolar.
Rupiah mendapatkan tekanan yang signifikan dan tembus ke level Rp 16.700 per dolar AS, dipicu oleh berbagai faktor external dan internal termasuk kondisi geopolitik dan spekulasi suku bunga The Fed.
Rencana kenaikan bunga deposito bank-bank BUMN diduga memicu rupiah melemah hingga menembus level Rp 16.700 per dolar AS pada pekan ini. Mengapa demikian?
Bank Indonesia mengintensifkan intervensi di pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah yang tertekan akibat faktor global dan domestik, dengan melibatkan berbagai instrumen kebijakan moneter.