Mengenal Greenshoe, Skema untuk Mencegah Anjloknya Saham IPO

Amelia Yesidora
23 Maret 2022, 15:49
Greenshoe, bursa, IPO, saham, bursa efek indonesia, ekonopedia
Arief Kamaludin|Katadata

Istilah skema greenshoe akhir-akhir ini kerap tersiar di kalangan investor Tanah Air. Hal itu menyusul kabar kalau perusahaan teknologi gabungan Gojek dan Tokopedia, alias GoTo resmi melakukan penawaran saham pekan lalu.

Tak hanya mencari dana segar lewat tebar saham di Bursa Efek Indonesia, GoTo juga berupaya menjaga dana investor tidak langsung ambrol begitu decacorn itu resmi IPO bulan depan. Alhasil, calon emiten tersebut bakal menerapkan skema stabilisasi harga saham yang dikenal dengan skema greenshoe.

Advertisement

Decacorn yang identik dengan warna hijau tersebut akan melepas 52 miliar lembar saham baru, setara 4,3 % dari total modal perusahaan. Melalui skema greenshoe, maka 15 % atau 7,8 miliar saham GoTo bisa digunakan perusahaan untuk menstabilkan harga sahamnya. Jadi, total saham GoTo yang dapat beredar di masyarakat maksimal sebanyak 59,8 miliar lembar saham. 

Upaya stabilisasi saham itu berlaku, jika dalam waktu dekat terjadi penurunan atau bahkan peningkatan harga secara tajam. Adapun untuk melakukan skema greenshoe ini, GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin efek alias underwriter.

Direktur Utama Indo Premier, Moleonoto menjelaskan bahwa saham yang digunakan untuk skema greenshoe bukanlah saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan.

“Dana untuk program greenshoe ini dapat dari mana? Itu akan berasal dari saham treasury yang sudah dimiliki GoTo, yang mana GoTo memiliki pilihan untuk melepasnya melalui penawaran terbatas bersamaan dengan IPO,” ujarnya dikutip dari Antara

Apa Itu Greenshoe?

ihsg
ihsg (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.)

Skema greenshoe juga disebut sebagai opsi over-allotment, secara harfiah dapat diartikan sebagai opsi penjatahan lebih. Menurut catatan Investopedia, istilah itu mengambil nama perusahaan yang pertama kali melakukan aksi serupa.

Tepatnya pada 1960, perusahaan bernama Green Shoe Manufacturing Company (yang kini tergabung dalam Wolverine Worldwide), sepakat menjual saham tambahan ketika pertama kali menjadi perusahaan publik. Biasanya, skema ini digunakan untuk penjualan saham yang kemungkinan besar akan mengalami kelebihan permintaan. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement