Inflasi September Hanya 0,27 Persen

Image title
Oleh
1 Oktober 2014, 14:56
Elpiji
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi September 2014 mencapai 0,27 persen, sama seperti yang terjadi pada September 2011.  Angka inflasi ini merupakan terendah ketiga dalam enam tahun terakhir. 

Kepala BPS Suryamin mengatakan hal ini menandakan kenaikan harga tahun ini masih bisa terkendali. Pengendalian inflasi pun semakin merata di berbagai daerah. Ini terlihat dari distribusi besaran inflasi dan deflasi yang tidak menumpuk di suatu wilayah indeks harga konsumen (IHK).

Advertisement

Dari 82 kota yang menjadi patokan perhitungan IHK, sekitar 64 kota tercatat mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen dan terendah di Gorontalo sebesar 0,03 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Tual sebesar 0,89 persen.

"Pengendalian sudah cukup baik karena terbagi merata baik di Jawa, Sumatera maupun daerah luarnya. Tim pengendalian inflasi sudah mulai bekerja," tutur Suryamin di Jakarta, Rabu (1/10).

Tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yakni sebesar 0,77 persen. Inflasi kelompok pengeluaran ini dipicu kenaikan harga elpiji 12 kilogram.

Inflasi kelompok tersebut berdampak pada inflasi kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,51 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,68 persen dipicu tahun ajaran baru. Sedangkan kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,29 persen. 

Sementara itu, beberapa  komponen pengeluaran mengalami deflasi seperti, bahan makanan sebesar 0,02 persen, sandang sebesar 0,01 persen, serta transportasi, komunikasi dan jasa angkutan sebesar 0,04 persen. "Ini karena suplai bahan makanan bagus, kemudian harga emas dan tarif angkutan yang sudah menurun," kata Suryamin.

Faktor penyebab inflasi September terdiri dari cabe merah yang kurang pasokannya, dengan andil 0,09 persen, bahan bakar sebesar 0,08 persen akibat kenaikan harga LPG, tarif listrik sebesar 0,05 persen, beras sebesar 0,02 persen dan pendidikan (biaya kuliah) sebesar 0,01 persen.

Sedangkan faktor penghambat inflasi terdiri dari bawang merah dengan andil sebesar 0,06 persen, ikan segar sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara 0,03 persen dan Emas sebesar 0,02 persen.

Dengan inflasi September sebesar 0,27 persen, inflasi tahun kalender sepanjang Januari hingga September menjadi 3,71 persen. Inflasi tahun kalender ini pun lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 7,57 persen.

Reporter: Petrus Lelyemin
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement