Kelas Menengah Bertambah, Tapi Kesenjangan Makin Lebar

Image title
Oleh
15 Agustus 2014, 17:06
Kemiskinan
Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Selama 10 tahun memimpin pemerintahan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan telah berhasil meningkatkan jumlah kelas menengah baru. Penciptaan kelas menengah, secara eksplisit disampaikan SBY sebagai tujuan pembangunan nasional untuk mengurangi kemiskinan.

Salah satu indikator naiknya jumlah kelas menengah yang disampaikan SBY adalah naiknya produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia dari US$ 1.161 pada 2004 menjadi US$ 3.475 pada 2013. Rata-rata selama 10 tahun pemerintahannya, PDB per kapita tumbuh 13 persen per tahun.

?Kenaikan pendapatan per kapita ini juga menjadi tolok ukur peningkatan kemakmuran rakyat Indonesia secara umum,? kata dia saat membacakan pidato Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta, Jumat (15/8).

(Baca: Tujuan Ekonomi SBY Ciptakan Kelas Menengah Baru)

Meski terjadi kenaikan pendapatan per kapita, namun nyatanya selama masa pemerintahannya justru kesenjangan semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat rasio gini Indonesia justru meningkat dalam 10 tahun pemerintahan SBY.

Rasio gini adalah ukuran pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Pada 2005, rasio gini Indonesia sebesar 36,3 persen, meningkat menjadi 41,3 persen pada 2013.

Laporan Credit Suisse's Global Wealth Databook 2013 juga menunjukkan rasio gini di antara penduduk berusia dewasa di Indonesia pun menunjukkan peningkatan. Pada 2010 rasio gini di antara penduduk dewasa sebesar 77,3 persen, meningkat jadi 82,8 persen pada 2013.

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...